Berdikari: Tanda Jiwa Yang Kuat
Sebagaimana mestinya, bahwa alam semesta sebagai tatanan di jagat raya yang sungguh luar biasa pun tercipta atas kehendak Yang Maha Kuasa. Begitu juga mahkluk-mahkluk dibumi sebagai pengisinya. Ia adalah manusia. Seorang manusia yang diciptakan atas kekurangan dan kelebihan yang dipunya, membuat mereka nampak sangat istimewa, unik, dan seperti seni yang tak bisa diukur menggunakan suatu alat yang bisa kita tarik kesimpulan sebagai sesuatu yang tak terbatas. Setiap hal yang dilalui terasa begitu luar biasa dan indah apabila seorang manusia dapat merasa bersyukur atas nikmat hidupnya: setiap hempusan nafas, kesehatan, ilmu baik yang didapatkan, cinta dan kasih sayang, dan masih banyak lagi yang tak dapat diperhitungkan satu persatu. Banyak orang berkata bahwa cinta dan kasih sayang akan membawa kita kepada kedamaian, tetapi some others say not or it can be a wish.
Banyak juga orang yang berkata bahwa ilmu yang kita miliki dapat menjadi senjata atas diri kita yang apabila dianalogikan seperti abdi Negara yang selalu membawa pistol sebagai alat keamanannya apabila musuh menyerang. Jadi, kita dapat menakrifkan sebagai tolak peluru atas sesuatu yang menyerang kedalam diri kita sebelum kita terjerumus pada suatu kelalian. Dengan ilmu kita akan merasakan kesejahteraan dalam jiwa. Mungkin memang benar terjadi adanya bahwa kalimat yang anda baca sebelumnya pada seseorang. Berbicara perihal kesalahan, pasti setiap orang melakukan hal yang tidak semestinya atau tidak sesuai norma dan aturan yang terbentuk. Ada kalanya memang, seseorang berbuat kesalahan.
Namun, kesalahan bukan selalu hal yang berarti tanda dari sebuah keburukan, namun sebaliknya. Bahkan kesalahan dapat menjadi tanda awal yang baik dalam menciptakan perubahan dalam diri. Dari hal terkecil sekalipun seperti layaknya atom yang tidak terlihat sampai hal terbesar yang terjadi atau yang kita lakukan adalah tanggung jawab atas kehendak yang kita jalankan. Atas seluruh dasar dan prinsip hidup yang kita pegang adalah apa yang perlu kita pertanggungjawabkan. Akan ada banyak sekali opsi hidup yang hendak anda raih, entah menggunakan plan A; B; C; dan seterusnya itu semua adalah kendali anda.
Anda berhak atas kelayakan hidup yang seharusnya anda terima. Anda berhak untuk memilih sesuatu yang memang dibawah kendali anda. Lalu apakah caci makian, kritikan dari orang lain akan membuat kita jatuh? tentu tidak. Tergantung masing-masing orang dalam menyikapinya. Bagi orang yang ingin berusaha bangkit, pasti hal-hal tersebut akan membuat mereka tumbuh. Evaluasi diri yang menjadi dasar atau pengembangan diri membuat mereka menaikkan level kekuatan dalam diri.
Ya, memang tidak ada manusia didunia ini menginginkan hal tersebut tetapi dalam sebutan bahasa Jawa “Urip iku kudu nabrak disit” yang artinya bahwa hidup seseorang tidak akan selalu mulus, pasti banyak rintangan yang dikemas sesuai porsi yang telah Tuhan tetapkan. Nabrak diartikan sebagai sesuatu hal yang perlu kita rasakan atas penderitaan baik rasa sedih, kecewa, marah, gelisah, dan merasakan sesuatu yang membuat diri tidak senyaman mungkin.
Pada hakikatnya, dengan lika-liku hiduplah yang dapat membawa kita kepada satu kemajuan dalam diri. Setiap unsur kehidupan terdapat prosesnya sendiri yang harus diselesaikan termasuk menanggung segala apa yang telah terbentuk dalam diri kita. Bahwasannya jiwa yang kuat adalah jiwa yang tidak akan merasa puas sekalipun pada kebahagiaan maupun sebaliknya. Ia kuat karena warna warni kehidupan membuat balutan tebal seperti tameng diri.
Ia tidak akan merasa kalah dan menang, karena prinsip bagi jiwa yang kuat adalah bahwa seberapa tekun ia menjalani kehidupannya dan tidak akan merasa cepat puas pada hasil yang diraih. Ketika mereka gagal dalam pengaplikasian plan pertama, ia tidak akan begitu mudah menyerah karena baginya masih banyak jalan lain yang perlu ditempuh dan diraih. Jadi, tekun adalah kunci bagi jiwa yang tidak gampang menyerah sebagai komitmen yang mereka pegang.
Isti Nurhalisah, 2023
Komentar
Posting Komentar