Menggelorakan Kampanye Kebaikan

Pepatah pernah berucap bahwa apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. Apakah benar begitu? Kalau dirasa anda kurang mempercayai, silakan mencari pembuktian secara mandiri. Melihat dari sepucuk eksplanasi seorang kaum berilmu, bahwa kebaikan adalah segala sesuatu yang mendekap pada hal-hal yang berdampak secara positif baik untuk diri sendiri maupun orang banyak. Banyak sudut pandang tentang penuangan aspek kebaikan didalam hidup amatlah dipegang erat bagi orang-orang yang mewajibkan dirinya untuk melakukan sesuatu dengan dampak yang terarah. Langkah awal dalam menebar kebaikan adalah kepada diri sendiri, namun apakah semudah itu? Karena respon yang akan pertama dimunculkan adalah seberapa kamu dapat berdamai dengan diri sendiri. Sudahkah berdamai? Siapkah anda untuk memulai penanaman bibit welas asih pada internal diri? 

Berbincang perkara moralitas yang menjadi keterkaitan antara baik dan buruk telah memanggil sebuah kebiasaan hidup. Pengenalan dan pemahaman mengenai kerendahan hati, simpati, empati, dan lain sebagainya perlu ditekankan sebagai kunci moral dan dalam upaya memfilter hal-hal yang perlu atau tidak perlu diajarkan sebagai kebiasaan dini pada seseorang. Lalu untuk apa sebetulnya kebaikan itu sebaiknya wajib kita dedikasikan? Sepenting itu kah? 

Sesungguhnya bukan perkara penting atau tidak penting. Dalam mempelajari bab kebaikan, kita perlu mengaiskan hal-hal berguna kepada diri sendiri dan orang lain dengan ikhlas tanpa pamrih dan tanpa harus seisi dunia ini tahu bahwa kamu adalah orang yang penuh kebaikan. Padahal bumi ini pun akan menyambut ramah dengan sendirinya jika kamu adalah orang baik yang nyata. Lakukanlah atas dasar kemanuasiaan yang ingin anda beri. 

Namun, janganlah mengukur dan memperhitungkan kebaikan yang telah kamu tuai kepada sekitarnya. Alam ini sungguh sangat bersahabat kepada kaum-kaum yang menumbuh kembangkan rasa simpati dan empati secara alami, bukan rekayasa belaka yang hanya ingin dipertontonkan mahkluk dunia sebagai bagian dari pelabelan diri. Untuk memeriahkan kampanye kebaikan, yang anda perlukan adalah ketulusan hati atau orang Jawa sebut sebagai legowo. 

Kebaikan mempunyai banyak sekali jenisnya dan lakukanlah sesuai kemampuan yang dipunya. Maka pepatah seperti "Apa yang kamu tanam itu yang akan kamu tuai” akan secara sadar kamu terima, semoga. Perbanyak negosiasi dengan lubuk hati terdalamu guna meningkatkan kelayakan diri dalam memberikan abdi di lingkup kehidupan sosial.

Kesanggupan yang terbentuk atas keberanian untuk mau membaur di segala level kehidupan akan membuat seseorang secara mudah beradaptasi dalam menuai kebaikan. Bahwa tetaplah merendah untuk mengenali dunia, sebab kita semua bukanlah siapa-siapa di tangan Pencipta. Harapan yang diagungkan adalah bahwa melihat senyuman orang atas pengorbanan yang kita berikan adalah suatu bentuk syukur atas sesuatu yang telah hadir. Semarakan kampanye kebaikan dapat anda mulai dengan berbuat baik terhadap diri sendiri, lalu kepada sekitar anda. Terima kasih.


Isti Nurhalisah, 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Jalan Pikiran

Too Many Reasons Behind One Decision