Till the Top

Each following breath was chilly.

Shoulders that need to be strengthened,

Footrest that needs to keep supporting the load.

Yes, three hours of journey time had elapse.

 

In the wide landscape,

Wonderfully gorgeous grass was seen.

When they get close,

A sizable savanna in the mountain's belly appears.

 

To combat the chilly air above this high sea level,

Glazed eyes feel peppery.

Nearly all traces,

And imprinted memories are jumbled.

 

The storm's intensity is escalating,

An unexpected drop of rain.

Mutual assistance is needed here,

Only then, one's true personality will truly be shown.

 

From kilometers away,

An earthly paradise was apparent.

Someone says; 5 more minutes we’ll be at the top.

Turns out it's just an impulse tucked in implicitly.


Versi Bahasa Indonesia

Nafas demi nafas terasa dingin.

Bahu yang perlu diperkuat,

Pijakan kaki yang perlu untuk tetap menopang beratnya beban.

Ya, tiga jam waktu perjalanan telah terlampaui.

 

Di sebuah lahan yang luas,

Rerumputan yang sangat indah terlihat.

Saat mereka terlihat dekat,

Sabana yang cukup besar muncul di perut gunung.

 

Untuk memerangi udara dingin di atas permukaan laut yang tinggi ini,

Mata yang berkaca-kaca terasa pedas.

Hampir semua jejak,

Dan ingatan yang tercetak bercampur aduk.

 

Intensitas badai meningkat,

Tetesan air hujan yang tak terduga berjatuhan.

Saling membantu adalah hal yang diperlukan di sini,

Hanya dengan begitu, kepribadian sejati seseorang akan benar-benar diperlihatkan.

 

Dari jarak berkilo-kilo,

Surga duniawi terlihat jelas.

Seseorang berkata; 5 menit lagi kita akan berada di atas.

Ternyata itu hanya dorongan hati yang terselip secara implisit saja.


Isti Nurhalisah, 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Jalan Pikiran

Too Many Reasons Behind One Decision

Berdikari: Tanda Jiwa Yang Kuat